Sabtu, 06 Juli 2013

DEBUS ASLI PUNYA BANTEN

Debus merupakan kesenian bela diri dari banten yang mempetunjukkan kemampuan manusia yang luar biasa. Debus itu sendiri merupakan salah satu kesenian Banten yang menjadi ciri khas Banten itu sendiri.

Kesenian Debus memang sudah menjadi legenda bagi masyarakat Indonesia khususnya Banten. Kesenian bela diri asal banten ini terkenal karena kesenian ini tergolong ekstrim. Hal tetrsebut karena dalam kesenian ini dipertunjukkan kemampuan manusia yang diluar nalar dan logika yakni dengan kebal terhadap senjata tajam, kebal api, memasukan benda tajam kebagian tubuh tertentu dan aksi ekstrim lainnya yang menimbulkan kengerian bagi siapa pun yang menyaksikannya.

Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan  Sultan Maulana Hasanudin (1532 - 1570). Pada zaman Sultan Ageng Tirtayasa (1651 - 1692) debus menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juanh rakyat banten melawan penjaja belanda pada masa itu. Kesenian debus saat ini merupakan kombinasi antara seni dan suara.

Tidak semua orang Banten bisa memainkan kesenian ini. Dalam melakukan setiap atraksinya, setiap pemain memiliki syarat-syarat tertentu  yang biasanya dilakukan sekitar satu atau dua minggu sebelum ritual dilakukan. Selain itu, mereka juga dituntut untuk tidak melakukan beberapa pantangan yakni dilarang meminum-minuman keras, main judi, dan mencuri.


Debus sendiri dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar . Banyak versi yang menyatakan tentang asal usul kesenian ini. Namun di tanah Banten, kesenian ini bermula pada abad ke 16 di masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570) yang memperkenalkan kesenian ini sebagai salah satu instrumen penyebaran agama. Kesenian ini juga digunakan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1692) menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat Banten untuk melawan penjajah.

Saat ini Debus ditampilkan dengan menggunakan kombinasi antara seni tari, seni suara serta seni kebatinan dengan nuansa magis. Karena nilai historis sebelumnya, kesenian ini juga dimulai dengan lantunan sholawat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Konon, kesenian Debus ini memliki makna filosofis keagamaan yang kental, dimana dipercaya bahwa apapun yang dihantamkan ke tubuh mereka meskipun terlihat berbahaya tidak akan melukai mereka dikarenakan pemainnya memiliki iman kuat dan pasrah serta ikhlas kepada Tuhannya. Mereka pun percaya bahwa segala sesuatu akan terjadi karena kehendak Tuhan, meskipun secara logika hal tersebut akan melukai dan membahayakan mereka.

Uniknya tradisi khas Banten ini semakin tergerus oleh perkembangan zaman. Keberadaan kesenian ini semakin berkurang karena berkurangnya para pemain. Selain memang sudah tidak banyak pemuda yang tertarik melakukan kesenian Debus ini, kesenian ini juga dianggap cukup berbahaya untuk dilakukan. Banyak pemain yang terluka akibat kurangnya persiapan. Saat ini kesenian Debus hanya dapat disaksikan pada waktu-waktu tertentu. Dan bukan tidak mungkin salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari tanah Banten ini akan menjadi sekedar cerita di masa mendatang akibat tergerus perkembangan zaman.

Kesenian Debus yang sering dipertontonkan di antaranya:
  • Menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka.
  • Mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok.
  • Memakan api.
  • Menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah.
  • Mengiris anggota tubuh hingga terluka dan mengeluarkan darah namun dapat disembuhkan seketika dengan hanya mengusapnya saja.
  • Menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.
  • Menggoreng telur di atas kepala.
  • Membakar tubuh dengan api.
  • Menaiki atau menduduki susunan golok tajam.
  • Bergulingan di atas serpihan kaca atau beling.
Tokoh Debus modern saat ini adalah Tubagus Barce Banten atau Abah Barce, kabarnya beliau selalu menjadi penasihat spritual kalangan elit politik dan dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang tidak dapat disembuhkan dunia kedokteran. Beliau juga sangat berperan memperkenalkan kesenian Debus hingga ke manca negara seperti ke Australia, Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, Belanda dan Spanyol.

Menurut pria yang mendapat gelar doktor kehormatan dari Unicersitas Amsterdam Belanda pada tahun 1985 ini Debus tidak ada kaitannya sama sekali dengan ilmu sihir atau magis karena hal itu merupakan perbuatan Syirik (menyeketukan Allah) dan beliau menegaskan bahwa Debus digunakan pada zaman dahulu untuk melawan kolonial Belanda.

Terlepas dari itu semua kesenian Debus memang sangat berpotensi untuk mengangkat industri pariwisata Banten dimata nasional dan dunia. Atraksi kesenian ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis dan wisatawan lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar