KEBUDAYAAN ROMAWI KUNO DAN PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah sejarah kebudayaan
Dosen pengampu Arif Permana Putra,
M.Pd
Disusun
oleh :
Kelompok
II : choirul anam
Bayu
azi
Nengsih
Fitriyani
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Romawi
adalah sebuah kota yang selalu di sandingkan dengan Yunani, yang mempunyai
hubungan erat antara kedua kota ini. Romawi ialah
peradaban dunia yang letaknya terpusat di kota Roma masa kini. Peradaban Romawi
dikembangkan Suku Latia yang menetap di lembah Sungai Tiber. Suku Latia
menamakan tempat tinggal mereka ‘Latium’. Latium merupakan kawasan lembah
pegunungan yang tanahnya baik untuk pertanian. Penduduk Latium kemudian disebut
bangsa Latin. Pada mulanya, di daerah Latium inilah bangsa Latin hidup dan
berkembang serta menghasilkan peradaban yang tinggi nilainya.
Kota
Roma yang menjadi pusat kebudayaan mereka terletak di muara sungai Tiber. Waktu
berdirinya Kota Roma yang yang terletak di lembah Sungai Tiber tidak diketahui
secara pasti. Legenda menyebut bahwa Roma didirikan dua bersaudara keturunan
Aenas dari Yunani, Remus dan Romulus. “Menurut berita lama, Roma
didirikan oleh Remus dan Romulus pada tahun 750. Remus dan Romulus ini anak
Rhea silva, turunan Aenas–seorang pahlawan Troya jang dapat melarikan diri
waktu Troya dikalahkan dan dibakar oleh bangsa Jujani”, Orang-orang Romawi
memiliki kepercayaan terhadap dewa-dewa, seperti orang-orang di Yunani. Hanya
saja dewa-dewa di romawi berbeda dengan di Yunani.
Sebelum
itu, sekira tahun 492, Daerah Latium sebagai tempat berdirinya kota Roma
dikuasai oleh kerajaan Etruskia, yang terletak disebelah utaranya sampai pada
tahun 500 SM. Pada tahun 500 SM bangsa Latium memberontak terhadap kerajaan
Etruskia dan berhasil memerdekaan diri serta mendirikan negara sendiri yang
berbentuk republik. Maka sejak itu, Roma menjadi republik dan kepala negaranya
disebut konsul yang dipilih setiap tahun sekali. Konsul selain menjadi penguasa
negara juga ketua senat dan panglima besar.
Bangsa
Romawi yang semula petani, setelah mengalahkan penguasa Etruskia kemudian
menjadi bangsa penguasa besar dengan manaklukan wilayah yang luasa sampai ke
Laut Tengah. Bangsa yang semula petani ini kemudian menjadi masyarakat
kapitalis dan materialis. Selain sebagai bangsa yang suka dengan perang bangsa
Romawi juga mengumpulkan kekayaan sebagai modal usaha. Mereka membali
ladang-ladang dan kemudian penggarapannya dilakukan oleh para budak yang
didatangkan dari daerah-daerah jajahan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang ada, maka dirumuskanlah beberapa permasalahn sebagai berikut:
1) Dimana letak geografis Romawi dan
siapakah yang mendirikannya?
2) Bagaimana sistem pemerintahannya?
3) Bagaimana sistem kepercayaannya?
4) Bagaimana perkembangan agama Kristen
di romawi?
5) Bagaimana Pengaruh Peradaban Romawi
Kuno terhadap Masyarakat Indonesia?
C.
Tujuan penulisan
1)
Mengetahui
letak geografis romawi dan mengetahui pendirinya.
2)
Menjelaskan
sistem pemerintahan romawi kuno.
3)
Mengetahui
sistem kepercayaan yang dianut romawi kuno.
4)
Menggambarkan
perkembangan agama Kristen di romawi.
5)
Menjelaskan
Pengaruh Peradaban Romawi Kuno terhadap Masyarakat Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Letak
Geografis Romawi
Romawi terletak di
Semenanjung Alpenina (sekarang Italia).Batas – batasnya adalah
Ø Di
utara adalah Pegunungan Alpen,
Ø Di
timur adalah Laut Adriatik dan Laut Ionia,
Ø Di
selatan adalah Laut Sicilia,
Ø Dan
di barat adalah Laut Tirenia serta Laut Liguri
Dari
segi geografis, Romawi merupakan daerah yang strategi di kawasan laut tengah,
yang memungkinkan lahirnya perdagangan di daerah ini, saat akan berdagang
mereka menggunakan peta yang di gambarkan di gulungan kertas. Lembah pegunungan
Apenina merupakan lahan subur dan dan cocok dijadikan sebagai lahan
pertanian.Oleh karena itu, Bangsa Romawi hidup dari bercocok tanam menghasilkan
gandum, jagung,anggur,dll. Di pegunungan Alpenina juga ditemukan berbagai
tambang mineral.Karena letak Romawi yang di kelilingi Lautan dan gunung juga
menghindari serbuan dari bangsa lain.
Menurut
mitos, Romawi kuno didirikan oleh 2 saudara keturunan Aenas dari Yunani
yaitu, Remmus dan Romulus pada abad 8 SM
ditepi sungai tiber. Peradaban Romawi
Kuno Banyak mendapat pengaruh dari Yunani Kuno baik dalam bidang seni, sastra,
filsafat, maupun budaya, seperti tradisi Etruscan
yang seperti alfabet yang dipelajari dari peradaban yunani, kemudian bangsa
roma mengembangkannya menjadi alfabet yang dikenal sekarang.
B.
Sistem Pemerintahan
1.
Zaman Kerajaan
Pada
abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni
dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi
sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu. Pada waktu yang hampir bersamaan,
datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia
dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran
darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai
beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya. Kekuasaan Estruci
merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma pun mengalami
kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar
Laut Tengah. Karena adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan
Kartago lalu berhasil mengusir Yunani dari tanah italia.
Di
saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat
bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai ibukota
Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia membentuk suatu
percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya Etrusci dan Yunani
yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.
2.
Zaman Republik
Bangsa
Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa
Latin mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak
kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba
mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang diperolehnya.
Terusirnya
bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk Republik
yang terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani. Dalam kehidupan
sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh, yaitu Patricia dan
Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri
dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia terdiri dari golongan
masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani). Walaupun jumlah
Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia
dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula
Republik kaum Patricia.
Lima
tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari
negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul
diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat
memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga
penasehat (Senat), lembaga perwakilan
distrik (Comitia Curiata) dan lembaga
perwakilan pemimpin militer (Comitia
Centuriata).
Golongan
Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik,
maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia
Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata. Orang Romawi percaya bahwa negara
yang baik harus dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi
mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah kemenangan Romawi atas
Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul
mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.
Peperangan
pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau
Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang
Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi berhasil menyerang
kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat menguasai Laut Tengah dan
Asia Barat.
Seringnya
terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan
baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari
petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan
timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah
maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus (73-71 SM).
Kondisi
dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar
(prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain
berlangsung lama, senat merasa kewalahan dan tidak mampu menangani masalah
serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki
reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Julius Caesar yang
dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).
Ketiga
orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya
dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya Crassus dalam
pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Julius Caesar
tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya,
namun kelihaian Julius Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil menguasai
Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.
Julius
Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai
diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan semasa pemerintahan Julius
Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan administrasi, memperbaiki
perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem kalender matahari dan
pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan Yulius Caesar tidak
mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya
Brutus. Tragisnya, tahun 44 SM Julius Caesar pun dibunuh oleh Brutus.
Kematian
Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai
pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius Caesar
membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan Octavianus.
Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang
pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan,
Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus
menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus menguasai wilayah Barat
(Yunani dan Spanyol).
Sama
seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan
Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi.
Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri
Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM Octavianus
berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian mengangkatnya menjadi
kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).
3.
Zaman Kekaisaran
Dilantiknya
Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan
Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama.
Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai.
Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki
kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam bidang pemerintahan dan
politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik,
Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum,
membangun arena olahraga, dan membangun kuil.
Setelah
Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada
masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama
Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian,
kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus
Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas.
Tahun
54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen
diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya. Namun
keadaan ini tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil
yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan
pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan
benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu
agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara.
Konstantin
Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan
awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah
kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota
Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel. Tahun 476 M
Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi
Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan
pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi
Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
C.
Sistem Kepercayaan
Pada
awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain,
kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah
tangga, sebagai berikut:
- Leres, roh penjaga ladang.
2 - Penates, penjaga gudang.
3 - Janus,penjaga pintu rumah.
4 - Vesta, penjaga api.
- Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya
kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa diwujudkan
seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar raja dianggap
sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan
dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda, contohnya Yupiter (dewa
tertinggi), Mars (dewa perang), Venus (dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut)
dan lain-lain.
Penyebaran
agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah kepercayaan
bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan sebagai agama negara
oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma menjadi pusat agama Katolik.
D.
Berkembangnya
Agama Nasrani
Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat
tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan
setempat yang punya banyak dewa atau disebut polytheisme sedangkan agama
nasrani lebih menjurus ke monotheisme tetapi pada perkembangan selanjutnya
ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup pesat pada golongan masyarakat
bawah yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga memulai memeluk
agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari kekacauan yang terjadi di
kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan untuk memilih agama yang lebih
baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan hidup.
Masyarakat Romawu sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena
mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan
persoalan mereka.
Pada awal abad 4 M, Kaisar Roma yang bernama Konstatin
memeluk agama nasrani dan melegalkan masyarakatnya untuk menganut agama
nasrani. Dia melakukan hal itu karena saat bertempur dia melihat di angkasa
salib dengan tulisan (dengan tanda ini engkau akan menang).Dan hal itu membuat
ia yakin bahwa agama nasrani adalah agama yang benar. Pada saat itulah agama
nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan bentuk aslinya.
Kini justru Romawilah yang mempengaruhi agama tersebut.
Pengaruh tersebut adalah adanya suatu organisasi yang memicu munculnya susunan
organisasi gereja, dengan posisi tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi
suatu negara tersendiri, dengan istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama
nasrani. Segala kekuasaan dalam gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus
menjadi pemimpin tertinggi gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian
saja tetapi juga sudah lebih ke politik.
Suatu jemaat nasrani mengangkat seorang presbyter (biskop).
Kemudian untuk kota diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M
patriarch-patrioarch tersebut mengakui kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap
Paus, sementara imam-imam gereja dalam suatu muktamar gereja menetapkan ajaran
agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan khusus.
Pada perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki
gereja yang kokoh dengan Roma sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada
Paus dibawahnya dan ada kardinal, kemudian biskop pertama (aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan (apellon) masing-masing bertanggung
jawab pada orang yang ada diatasnya. Dalam organisasi gereja tersebut terlihat
benar tradisi pemerintahan Romawi sebagai pengaruhnya.
Perkembangan agama Kristen yang begitu pesat ternyata
menimbulkan banyak masalah baru, diantaranya yaitu banyak orang yang masuk
Kristen hanya untuk menanamkan pengaruh di komunitas-komunitas Kristen
tersebut, sehingga banyak orang yang masuk Kristen hanya ikut-ikutan saja tidak
berdasarkan hati nurani. Melihat gejala sosial tersebut para pemeluk agama
Kristen yang puritan sangat prihatin sehingga mereka mengundurkan diri dari
dunia ramai dan menyepi ditempat-tempat seperti hutan, gunung, dan padang pasir
sebagai pertapa. Hidup para pertapa itu serba sulit, namun mereka punya
pengikut yang banyak, bahkan beberapa diantara mereka melakukan askekitisme
yang cukup ekstrim. Diantara para pertapa yang terkenal itu adalah Santo
Anthonius dari Mesir, dan Santo Simean Stylitus.
Namun cara hidup diatas dipandang oleh orang kebanyakan
sebagai hal yang terlalu sulit untuk dilakukan sehingga pada perkembangan
selanjutnya muncul gaya pertapaan baru yang diperkenalkan oleh Santo Pachomius.
Cara baru ini adalah tetap bertapa dan menyendiri tetapi masih diharuskan untuk
bekerja, dan berdoa dan membanca injil bersama-sama dengan sesama pertapa. Ini
disebabkan karena dorongan alamiah seorang manusia untuk berkumpul dan
bersosialisasi dengan manusia lain. Tidak heran bila banyak pemeluk agama
Kristen yang menerima ajaran ini dan beribu-ribu orang di Mesir hulu mengikuti
tata cara Pachomius ini.
Tetapi pada perkembangan selanjutnya muncul lagi revolusi
sistem pertapaan tapi sistem ini lebih mirip atau lebih baik disebut sistem
kebiaraan. Pencetus cara baru ini adalah Santo Dasil yang menyebutkan bahwa
seorang pertapa seharusnya orang yang hidup dilingkungan keagamaan, hidup
bersama dalam suatu lingkungan peribadatan dilakukan juga bimbingan terhadap
pembacaan Injil. Dengan cara ini muncul biara-biara yang fungsinya sebagai
tempat peribadatan umat Nasrani.
Umat Nasrani sendiri memiliki seorang rasul yang bernama
Yohannes yang meninggal sekitar tahun 101, dan dengan kematiannya ini menandai
bahwa telah berakhir zaman apostolik(zaman rasul-rasul) kemudian muncul
bapa-bapa apolistik yang dianggap menerima perintah khusus dari para rasul. Diantara
para bapa apolistik itu yang sangat terkenal adalah St Clement, St Ignatius dan St Polycarpus. Setelah zaman para bapa
apostolik, munculah para bapa gereja. Biasanya mereka adalah orang berwatak
mulia dan berdisiplin tinggi. Karya-karya mereka lazim disebut patristik yang
sangat berpengaruh pada Eropa abad pertengahan dan modern.
Beberapa bapa gereja tersebut adalah Uskup Eusebius, St Ambrosius, St Jeremius dan St Agustinus. Karya Eusebius yang paling terkenal adalah
sejarah gereja yang menjadi acuan bagi karya-karya sejarah perkembangannya
gereja oleh generasi selanjutnya. St Ambrosius yang dikenal sebagai Uskup Milan
memperkenalkan hymne liturgi ke gereja. St Jeremies menciptakan karya yang
sangat penting bagi gereja. Karya tersebut adalah terjemahan kitab perjanjian
lama dan baru ke bahasa Latin. St Agustinus adalah penulis dan pemikir terbesar
di kalangan gereja Kristen di Eropa. Karya tersebut diantarannya adalah Confessions(pengakuan-pengakuan), De Civitas dei, atau the city of God
(kota Tuhan). Dengan perkembangan itulah agama Kristen berkembang dengan pesat
didataran Eropa.
E.
Pengaruh Peradaban Romawi Kuno
terhadap Masyarakat Indonesia
2.
Budaya tukar cincin, ulang tahun
perkawinan (Emas dan Perak).
3.
Kebiasaan mengangkat dan membenturkan
gelas pada upacara dan pesta-pesta.
4.
Menaburkan bunga ke makam, mengalungkan
karangan bunga, serta menaburkan bunga ke laut kalau ada yang meninggal di
laut.
5.
Perayaan tahun baru 1 Januari, yang pada
masa Romawi merupakan hari penyembahan pada Dewa Janus.
6.
Pesta olahraga Olimpiade.
7.
Menggunakan hari Minggu untuk hari
libur. Pada Romawi Purba, hari Minggu digunakan untuk memuja dewa matahari.
8.
Sistem kenegaraan yang menggunakan
sistem Demokrasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Romawi Kuno adalah
sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma yang
didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Romawi
terletak di Semenanjung Alpenina (sekarang Italia). Lembah pegunungan Apenina
merupakan lahan subur dan dan cocok dijadikan sebagai lahan pertanian.
Peradaban
Romawi terletak di negara Italia yang beribu kota di Roma. Menurut kepercayaan,
kata Romawi berasal dari nama nenek moyang bangsa Romawi, yaitu
Remus&Romulus yang merupakan anak dari Rhea Silva, salahsatu keturunan Aeneas
(pahlawan perang Troya).
Ketika
kerajaan Romawi berdiri, kepercayaan masyarakat masih bersifat animism,
kemudian berkembang menjadi kepercayaan politheisme dan menjadi agama Kristen.
Peninggalan
bangunan-bangunan Romawi itu antara lain: Puluhan kuil yang bertebaran di
kota Roma, Pantheon yaitu rumah dewa
bagi bangsa Romawi, Limes, Amphiteater
dan Colloseum.
B.
Saran
Pembahasan
dalam makalah ini sangatlah sederhana dan diperoleh melalui berbaga sumber,
secara keseluruhan makalah ini telah menggambarkan sejarah romawi kuno.Oleh
karena itu, sekiranya pembaca berkenan memperbaik makalah ini agar menjadi
lebih baik.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar