Selasa, 09 Juli 2013

SEJARAH AMERIKA

REVOLUSI SUDAH BERJALAN SEBELUM PERANG DIMULAI REVOLUSI ADA DALAM HATI DAN PIKIRAN RAKYAT

1. SISTEM KOLONIAL BARU

Setelah perang prancis Indian, London melihat kebutuhan akan Desain Kerajaan baru dengan kendali yang lebih terpusat, persebaran diaya kerajaan yang lebih adil, dan memperjuangkan kepentingan baik warga Kanada Perancis maupun Indian Amerika Utara. Di sisi lain, kolono yang telah lama terbiasadengan kemerdekaan menginginkan kebebasan yang lebih banyak, bukannya lebih sediakit. Dan dengan tereeliminasinya ancaman dari Perancis, mereka semakin tidak membutuhkan kehadiran Inggris. Kerajaan dan parlemen yang tidak paham di sisi lain Atlantik mendapati diri mereka bersaing dengan earga koloni yang terlatih dalam pemeriontahan otonomi dan tidak sabr menghadapi campur tangan Kerajaan.

Organisasi Kanada dan lembah Ohio mengharuskan kebijakan yang tekkan mengsingkan penduduk asli Perancis dan Indian. Dalam hal ini, London menghadapi masalah Fundamental dengan kepentingan koloni. Karena populasi yang meningkat dengan pesat, dan kebutuhan tanah akan pemukiman, mereka mengkalim hak untuk memeperluas perbatasan mereka kebarat sampai ke sungai Mississippi. Karena takut memicu serangkaian perang Indian, pemerintah Inggris yakin lahan tersebut harus dibebaskan secara bertahap. Membatasi pergerakan juga menjadi salah satu cara untuk memastikan kendali kerajaan atas penduduk yang sudah ada sebelum mengijinkan pembentukan pemukiman baru. Proklamasi kerajaan pada 1763 mencadangkan seluruh wilayah barat antara Pegunungan Allegheny di Florida, Sungai Mississppi dan Quebec untuk ditempati kaun pribumi amerika. Dengan demikian, Kerajaan berusaha menyapu menyapu habis klaim ke-13 koloni atas daerah barat dan menghentikan ekspansi barat. Walaupun tidak pernah diterapkan secara nyata, diamat warga koloni aturan ini dianggap mengabaikan hak fundamental mereka untuk menempati dan menguasai daerah barat.

Masalah yang lebih serius dampaknya adalah kebijakan baru pendapatan inggeris. London membutuhkan lebih banyak uang untuk menyokong kerajaannya yang berkembang dan mengalami peningkatan keridakpuasan pembayar pajak didalam negri. Kelihatannya cukup logis koloni bila koloni diharuskan membiayai pertahanan mereka sendiri. Hal ini membutuhkan pajak baru yang dipungut oleh parlemen dengan mengorbankan pemerintahan otonomi colonial. Langkah pertama adalah penggantian UU tetes tebu ( Molasses Act) yang dibuat pada 1733 dengan uu Gulan pada 1764, yang menerapkan bea cukai, atau pajak larangan atas impo rum dan tetes tebu dari daerah non inggris. UU ini menyatakan keabsahan impor rum dari luar negri; mengenakan cukai yang cukup besar terhadap tetes tebu yang berasal dari manapun, dan memungut pajak dari minuman anggur, kopi, sutera, dan sejumlah barang mewah lainnya. Kerajaan berharap bahwa menurunkan cukai tetes tebu akan mengurangi godaan menyelundupkan komoditas itu dari Hindia Barat jajahan Belanda dan Perancis kepabrik penyulingan run New England. Pemerintah ingggris mendorong UU Gula dengan penuh semangat, pejabat bea cukai diperintahkan untuk bertindak lebih efisien. Kapal perang Inggris diperairan amerika diperintahkan untuk menangkap para penyelundup dan “surat bantuan” atau surat perintah mengizinkan petugas kerajaan untuk menggeledah bangunan yang dicurigai.

Baik cukai yang diberlakukan dalam UU Gula dan cara untuk menerapkannya menimbulkan kegemparan diantara pedagang New England. Mereka beranggapan sekecil apapun cukai yang diberlakukan hal itu akan menghancurkan bisnis mereka. Pemilik took, pembuat UU, dan majelis kota memprotes hokum tersebut. Pengacara colonial memprotes “pengenaan pajak tanpa persetujuan rakyat” (taxation without resprestion), slogan yang dibuat untuk menyakinkan warga amerika bahwa mereka ditindas oleh Negara induk mereka. Pada 1764, parlemen mengeluarkan UU Mata Uang (Currency Act) untuk “mencegah kredit uang kertas selanjutnya dikeluarkan dikoloni Yang Mulian sebagai alat tukar yang sah”. Mengingat koloni merupakan daerah deficit perdagangan yang selalu kekurangan mata uang, aturan ini menambah beban serius terhadap ekonomi colonial. Satu lagi aturan yang ditentang dari sudut pandang koloni adalah UU Seperempat (Quarter Act), yang di sahkan pada 1765, yang mewajibkan koloni menyediakan perlengkapan dan barak bagi serdadu kerajaan.

UU STEMPEL  
Peraturan pajak umum mencetuskan penolakan terorganisai paling besar. Dikenal sebagai UU Stempel (Stamp Act), semua surat kabar, surat kapal, pamphlet, surat ijin, surat sewa, dan semua dokumen legal wajib membayar pajak stempel. Hasil yang dipungut petugas pajak Amerika akan digunakan untuk “mempertahankan, melindungi, dan mengamankan” koloni. Karena membebani seluruh pelaku bisnis, UU Stempel membangkitkan sikap bermusuhan dari kelompok paling berkuasa dan vocal diantara penduduk Amerika, jurnalis, pengacara, pemuka agama, saudagar, dan pebisnis, baik dari Utara dan Selatan, maupun dari Timur dan Barat. Para saudagar terkemuka menyusun penolakan dan membentuk asosiasi antiimpor. Perdagangan dengan Negara induk turun drastic pada musim panas 1765, karena tokoh-tokoh terkemuka membentuk “Putra Kemerdekaan” (Sons Of Liberty), organisasi rahasia yang dibentuk untuk kmemprotes UU Stempel, terkadang melalui cara-cara kasar. Dari massachussets hingga South Carolina, mafia emaksa petugas cukai yang kurang beruntung untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan menghncurkan stempel yang dibenci itu. Perlawanan milityer secara efektif menghapuskan UU tersebut.

Terpacu oleh salah satu dlegasinya, Patrick Henry, House Of Burgesses, meloloskan sejumlah populasi pada bulan Mei yang mencela “pengenaan pajak tanpa persetujuan rakyat” sebagai ancaman bagi kebebasan colonial. Resolusi itu menyatakan bahwa warga Virginia, yang menikmati hak seperti halnya orang inggris, hanya dapat dikenakan pajak oleh perwakilan meraka sendiri. Majelis Massachussets menghimbau seluruh koloni menunjuk delegasi masing-masing untuk menghadiri “Kongres UU Stempel” di New York, yang dilaksanakan pada oktober 1765, untuk mempertimbangkan permohonan keringanan kepada Kerajaan dan Parlemen. Dua Puluh Tujuh perwakilan dari Sembilan koloni menyambar kesempatan itu untuk memobilisasi oopini colonial. Setelah perdebatan panjang, kongres mengadopsi sejumlah resolusi yang “ tidak ada pajak yang pernah atau dapat dipaksakan kepada mereka berdasakan konstitusi, melinkan oleh badan pembuat UU masing-masing”. Dan bahwa UU Stempel mempunyai “kecenderunagn nyata untuk menghapus hak serta kebebasan warga koloni”.

PENGENAAN PAJAK TANPA PERSETUJUAN RAKYAT
Dengan demikian persoalan difokuskan pada masalah perwakilan. Warga koloni percaya mereka tidak dapat diwakilkan kecuali mereka sendiri yang memiilih anggota Dewan Perwakilan. Tetapi ide ini bertentangan dengan prinsip “perwakilan maya” Inggris yang menyatakan bahwa setiap perwakilan Parlemen mewakili seluruh kepentingan negri dan kerajaan, walau basisi pemilihnya hanya terdiri atas sejumlah kecil tuan tanah dari distrik tertentu. Teori ini berasumsi bahwa setiap warga Negara Inggris memiliki kepentingan yang sama dengan tuan tanah yang memilih anggota parlemen. Para Pemimpin Amerika berdalih bahwa hubungan legal mereka hanyalah dengan kerajaan. Rajalah yang menyetujui pembangunan koloni disebrang lautan dan memperlengkapi mereka dengan pemerintahan. Mereka menyatakan beliau adalah raja, baik di Inggris maupun dikoloni, tetapi bekeras bahwa Parlemen Inggris tidak berhak memberlakukan hokum dikoloni, sebagai mana halnua legislatur colonial tidak berhak menetapkan hukum di Inggris. Bagaimanapun juga perjuangan mereka setara dengan Raja George III dan parlemen Faksi-faksi yang bersatu dengan kerajaan umumnya mengontrol Parlemen dan merefleksikan tekad sang raja menjadi monarki yang kuat.

Parlemen inggris menolak pendapat colonial. Namun pedagang inggris yang merasakan pengaruh boikot Amerika mendukung gerakan pembatalan UU tersebut. Pada 1766 parlemen berhasil membatalkan UU Stempel dan memodifikasi UU Gula. Meski demikian, untuk memuaskan pendukung pengendalian atas pusat koloni, parlemen menindaklanjuti aksi ini dengan berbekal ayat dari UU Deklarasi (Declaration Act) yang memastikan otoritas parlemen dalam membuat hokum yang mengikat dikoloni “dalam kasus apapun”. Warga koloni hanya memenangkan jeda sesaat dari krisis yang segera terjadi.

UU TOWNSHEND
Tahun 1767 menghasilkan serangkaian peraturan lain yang menghidupkan kembali elemen pertentangan. Charles Townshend, pejabat Departemen Keuangan Inggris, mencoba program fiscal baru untuk menghadapi kekecewaan atas tingginya pajak diinggris. Dengan niat menguranbgi pajak di Inggris melalui efisiensi pemungutan pajak perdagangan Amerika, dia memperketat administrasi cukai dan memberlakukan cukai pada impor colonial yang berasal dari Inggris Raya seperti kertas, kaca, timbale, dan the. “UU Townshend” ini berdasarkan premis bahwa pajak yang dibebankan pada barang yang diimpor oleh koloni itu legal sementara pajak internal (seperti UU Stempel) itu legal. UU Townshend didesain untuk meningkatkan pemasukan yang didapat digunakan untuk menyokong pejabat koloni dan menopang tentara Inggris di Amerika. Sebagai balasannya, pengacara Philadelphia, John Dickinson, dalam Letter Of a Pennysilvania Farmer ( surat dari petani pennysilvania) mendebat bahwa meski parlemen berhak mengendalikan perniagaan kerajaan, tetapi dia tidak berhak memungut pajak dari koloni, tidak peduli cukai itu masuk masalah eksternal maupun internal.

Reaksi atas diberlakukannya UU Townshend walau tidak sedrastis UU Stempel, tetaplah kuat terutama didaerah pesisir timur. Para saudagar lagi-lagi membuat perjanjian tidak mengimpor dan masyarakat membuat produk lokal. Contohnya memakai pakaian yang ditenun sendiri dan menemukan pengganti teh. Mereka membuat kertas sendiri dan rumah mereka tidak dicat. Di Boston, pemaksaan regulasi baru memicu kekerasan. Ketika pejabat cukai datang untuk menagih pajak, mereka diserang oleh penduduk dan ditangani dengan kasar. Akibat pelanggaran ini dua resimen inggris dikerahkan untuk melindungi para petugas pajak. Kahadiran tentara inggris di boston laksana mengundang kekacauan, pada 5 Maret 1770, pertentangan ini berkembang menjadi kekerasn, dan terjadi penembakan tiga warga boston oleh tentara inggris sehingga dikenal dengan sebutan “pembantain boston”

SAMUEL ADAMS
Pemimpin kelompok radikal yang paling efektif adalah Samuel Adams dari massachusetts, yang bekerja tanpa lelah demi satu tujuan ahir, “Kemerdekaan”. Semenjak lulus dari Universita Harvard tahun 1743, Dia bisa dibilang menjadi pelayan publik dalam beberapa hal cerobong asap, pemungut pajak dan moderator rapat kota. Dia ingin memebebaskan orang-orang dari kekaguman mereka terhadap sosok sosial dan politik yang lebih berkuasa. Menyadarkan mereka akan kekuatan dan pentingnya diri meraka sendiri dengan demikian mengguagah mereka untuk membbuat sesuatu. Dengan tujuan itulah dia menulis artikel disurat kabar dan berpidato diapat kota. Pada 1772, dia membujuk rapat kota boston untuk memilih “Komite Koresponden” untuk menyatakan hak dan keluhan warga koloni. Komite ini menentang keputusan inggris untuk membayar gaji hakim dari pendapatan cukai, mereka takut para hakim takkan menjadi menggantungkan pendapatannya pada legislatur dan tidak lagi bertanggung jawab atas keputusannya, hal ini dapat memicu kesewenag-wenangan pemerintah. Komite ini berkomunikasi dengan koloni lain sehingga tumbuh menjadi organisasi revolusi yang efektif, meski demian adams belium dapat melakukan revolusi dengan organisasinya ..

PESTA TEH BOSTON
Pada 1773 Inggris raya memberikan isu yang sempurna bagi adams dan para sekutunya. Persekutuan Hindia Timur mendapati dirinya berada dalam krisis financial, dan kemudian memohon pada pemerintahan Iggris dan kemudian memberinya monopoli atas semua teh yang diekspor kekoloni. Dipelabuhan pusat dan dilam pantai Atlantik, persekutuan Hindia Timur dipaksa untuk mengundurkan diri. Kiriman teh yang baru datang entah didagangkan atau digudangkan. Dengan sokongan gubernur perdagangan mereka bersiap mendatangkan muatan yang akan tiba tanpa memedulikan pihak oposisi, pada malam 16 Desember 1773, sekelompok orang menyamar sebagai Indian Mohawk dipimpin oleh Samuel Adams menaiki tiga kapal inggris yang terlambat dan membuang muatan teh mereka di boston. Persekutuan Hindia Timur telah melaksanakan perintah parlemen, jika perusakan teh tidak dihukun, itu berarti parlemen harus mengakui pada dunia bahwa mereka tidak punya control atas warga koloni.

UU DISIPLINER
Parlemen menjawab dengan hokum baru yang disebut “pemaksaan” atau “aksi yang tidak dapat ditoleransi”. Pertam-tama otoritas pelabuhan boston menutup pelabuhan boston sampai semua teh itu dibayar. Aksi ini menutup akses kahidupan kota karena menutup akses pelabuhan di boston. UU lainnya membatasi kewenangan pejabat local dan melarang hampir semua rapat kota yang diadakan tanpa persetujuan gubernur. UU seperempat menggharuskan pejabat local menyediakan markas yang sesuai untuk sedadu inggris. UU Quebec diloloskan pada saat yang hampir bersamaan, memperluas batas provinsi diselatan quebec hingga kesungai Ohio. UU Quebec belum diloloskan sebagai suatu hokum, warga Amerikaa menghubungkannya dengan UU Disipliner dan semua itu kemudian dikenal dengan “Five Intolerable” (lima UU yang tidak dapat ditolelir).

Sesuai saran Virginia House of Burgesses, perwakilan koloni bertemu di Philadelphia pada 5 september 1774 untuk membicarakan situasi koloni yang menyedihkan. Delegasi yang menghadiri pertemuan ini dikenal sebagai kongres Kontinental Pertama. Hanya Geogia yang gagal mengirim delegasi, total 55 delegasi itu cukup besar untuk memunculkan perbedaan pendapat, tapi cukup kecil untuk perdebatan sengit dan aksi yang efektif. Asosiasi continental segera mengambil alih kepemimpinan koloni, mengimbau organisasi local untuk segera mengghentikan sisa-sisa kekuatan kerajaan. Dipimpin oleh pemimpin prokemerdekaan, meeka mendapat sokongan tidak hanya dari segelintir orang kaya, tapi juga dari anggota masyarakat professional (terutama pengacara), sebagian besar dari koloni petani di Selatan dan beberapa saudagar. Mereka mengintimidasi orang-orang yang ragu-ragu untuk bergabung dengan pergerakan popular ini dan menghukum musuh, mereka mengumoulkan suplai militer dan memobilitas serdadu, mereka juga menyebarkan opini public dengan semangat revolusi.

REVOLUSI DIMULAI
Jendral Thomas Gage, tugas utamanya adalah menegakan UU Disipliner. Ketika menddengar kabar bahwa warga koloni massachusettes mengumpulkan mesiu dan perlengkapan militer di kota Concord, 32 KM jauhnya dari sana, Gage segera mengirimkan pasukan kecilnya yang begitu kuat untuk menyita persediaan tersebut. Setelah semalam berjalan, serdadu Inggris tiba di desa Lexington pada 19 April 1775 dan melihat gerombolan menyeramkan 77 minuteman (pasukan yang siap berperang dalam satu menit). Pemimpin pasukan ini John Parker, menyuruh pasukannya jangan menembak kecuali ditembak lebih dahulu. Walaupun pecah konflik bersenjata, ide untuk memisahkan diri dari pemerintahan inggris masih banyak ditentang oleh anggota continental. Pada bulan juli mereka membuat petisi Perdamaian (The Olive Branch Petition) yang memohon kepada raja untuk mencegah aksi-aksi kekerasan lebih lanjut hinga mereka dapat menghasilkan beberapa perjanjian. Raja George menolaknya, pada 23 Agustus 1775 malah memproklamirkan pemberontakan yang dilakukan oleh koloni. Inggris Raya menginginkan kesetiaan koloni Selatan, sebagian karena keyakinan mereka atas perbudakan. Banyak koloni selatan beranggapan bahwa pemberontakan melawan Negara induk dapat memicu pemberontakan budak. November 1775 Lord Dunmore, gubernur Virginia , mencoba meredam kekuatan itu dengan menawarkan kebebasan bagi para budak yang ingin berperang membantu inggris. Gubernur Nort Carolina juga mengimbau warganya untuk tetap setia pada kerajaan, ketika 1500 orang menjawab panggilanMartin, mereka dikalahkan oleh tentara Revolusoioner sebelum tentara inggris bisa tiba disana untuk memberikan bantuan.

AKAL SEHAT KEMERDEKAAN
Pada Januari 1776, Thomas Paine, teroris radikal dan penulis yang datang ke Amerika dari Inggris pada 1774, mempublikasikan risalah 50 halaman berjudul (Common Sense) Akal Sehat yang terjual 100.000 kopi dalam tiga bulan. Paine menyerang gagasan tentang monarki berdasarkan warisan dan menyatakan satu orang jujur lebih berarti bagi masyarakat daripada seluruh penjahat bermahkota yang pernah hidup.

Secara garis besar hasil karya Jefferson, Deklarasi Kemerdekaan, yang disahkan pada 4 juli 1776, tidak hanya mengumumkan lahirnya Negara baru, tetapi juga memaparkan filofosi kebebasan manusia yang akan menjadi kekuatan dinamis diseluruh dunia. Deklarasi ini diambil dari filosofi politik Pencerahan Perancis dan Inggris. Tetapi pengaruh yang paling menonjol adalah Second Treatise on Government, karya John Locke. Locke mengambil konsep hak tradisional orang inggris dan mengubahnya menjadi hak asasi manusia yang universal.

“Kami menyatakan kebenaran ini adalah nyata, bahwa setiap manusia diciptakan sederajat. Sang Pencipta dengan hak-hak yang tidak dapat dihapuskan, diantaranya yaitu kehidupan, kebebasan, dan mengejar kebahagiaan. Bahwa untuk mendapatkan hak-hak ini, pemerintah dibentuk dari rakyat, memperoleh kekuasaan mereka dari persetujuan mereka yang diperintah, bahwa kapanpun bentuk pemerintahan menghancurkan tujuan itu, masyarakat berhak mengganti atau menghapuskannya dan membentuk pemerintahan baru, meletakan landasan pada prinsip-prinsip semacam itu dan mengatur kekuatannya sedemikian rupa yang akan sangat memengaruhi Keselamatan Kebahagiaan mereka” (John Locke)

Jefferson mengkaitkan perinsip Locke secara langsung dengan situasi yang dihadapi koloni. Berjuang demi kemerdekaan Amerika sama dengan berjuang bagi pemerintahan berdasarkan kesepakatan bersama, menggantikan pemerintahan kerajaan yang telah bersatu dengan yang lain untuk menundukan kami dan yurisdiksi yang asing bagi konstitusi kami dan tidak diakui oleh hokum kami.

KEMENANGAN DAN KEKALAHAN
Desesmber itu tentara Washington nyaris ambruk, sebab perbekalan dan bantuan yang dijanjikan gagal terwujud, dan kesempatan mengancurkan Amerikapun gagal terwujud, dengan memutuskan menunggu sampai musim semi untuk melanjutkan pertempuran. Pada natal 25 Desember 1776, Washington menyebrangi sungai Delaware, di Utara Trento, New Jersy. Dinihari esoknya tentara mengejutkan garnisun inggris disana dan berhasil menawan lebih dari 900 orang, pada 3 Januari 1776, Washington menyereng inggris dan Princeton, merebut kembali hampir wemua teritori yang tadinya diduduki inggris. Namun pada September 1777, Howe mwngalahkan tentara Amerika di Brandywine, Pennsylvania dan memaksa pembubaran Kontinental. Lembah Forge merupakan kemunduran terparah bagi Kontinental Washington, namun pada tahun 1777 terbukti menjadi titik balik perang. Jendral Inggris John Burgoyne pindah keselatan dari Kanada berusaha mengisi New Yorek dan New England lewat dananu champlain dan sungai Hudson.pada 6 Agustus di Oriskany, New York, Bourgoyne memobilisasi sejumlah kaum loyalis dan pribumi Amerika, namun pasukan Amerika yang lebih berpengalaman berhasil menghentikan serangan mereka. Pasukan Burgoyne pindah ke sisi barat sungai Hudson dan menyerang Albany, serdadu Amerika sudah menunggunya di bawah pimpinan Benedict Arnold, yang nantinya menghianati Amerika di West Point, New York, tentara colonial berhasil memukul tentara Inggris.

ALIANSI PRANCIS AMERIKA
Persekutuan Prancis-Amerika segera memperluas konflik, pada Juni 1778 kapal Inggris menembak kapal laut Perancis, dan kedua Negarapun berperang. Pada 1780 Inggris Raya mendeklarasikan perang terhadap Belanda karena tetap melanjutkan hubungan dagangna dengan Amerika. Kombinasi kekuatan eropa ini dipimpin oleh Perancis menjadi ancaman yang palling berbahaya dari koloni Amerika itu sendiri.

INGGRIS PINDAH KESELATAN
Dengan terlibatnya perancis inggris meningkatkan kampanye mereka dikoloni selatan karena masih yakin bahwa koloni slatan adalah kaum loyalitas. Peperangan dimulai pada ahir 1778 dengan menguasai savannah, Georgia. Tak lama setelahnya serdadu dan angkatan laut inggris berkumpul di Charleston, South Carolina, pelabuhan utama di selatan. Pada 12 Mei 1780, Jendra Benjamin Lincolin menyerang kota beserta 5000 pasukannya kekalahan terbesar Amerika sepanjang peperangan.

Tetapi perubahan keberuntungan justru meningkatkan pemberontakan warga Amerika. Warga South Carolin mulai menjelajahi daerah pedesaan, menyerang jalur pasokan ingggris. Pada Juli, jendral Amerika, Horatio Gates yang trelah membentk pasukan cadangan yang terdiri atas milisi yang tidak terlatih, bergegas menuju Camden, South Carolina, untuk menyerang pasukan inggris yang dipimpin oleh jendral Charles Cornwalls.

KEMENANGAN KEMERDEKAAN
Pada juli 1780, raja Perancis Louis XVI mengirim pasukan ekspedisi berjumlah 6000 orang ke Amerika di bawah pimpinan Comte Jean de Rochambeau. Selain itu armada perang Perancis menyerang kapal Inggris dan memblokade bala bantuan serta perbekalan tambahan bagi pasukan Inggris di Virginia.angkatan darat dang angkatan laut Perancis dan Amerika yang berjumlah 18.000 orang bolak-balik beradu senjata di Cornwalls selama musim panas hingga musim gugur. Akhirnya pada 19 Oktober 1781, setelah terjebak di Yorkstown di dekat muara Teluk Chesapeake, Cornwalls menyerahkan angkatan daratnya beranggotakan 8.000 tentara Inggris.

Walaupun kekalah Cornwalls tidak segera menuntaskan perang yang terus berlangsung tanpa kejelasan selama hampir dua tahun, pemerintah Inggris yang baru memutuskan untuk menawarkan negosiasi damai di Paris pada awal 1782. Pada saat itu Amerika diwakili oleh Benjamin Franklin, John Adams, dan John Jay. Pada 15 April 1783, kongres menyepakati traktat terahir. Ditandatangani pada 3 September, traktat Paris mengakui kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan penuh 13 negara bagian yang dulunya disebut Negara koloni. Negara serikat baru terentang kebarat sampai sungai Mississipi, keutara sampai Kanada dan keselatan sampaiFlorida, yang dikembalikan ke Sepanyol. Koloni muda yang disebut oleh Richard Henry Lee lebih dari tujuh tahu lalu akhirnya menjadi Negara yang bebas dan merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar