Sabtu, 06 Juli 2013

BONDRONG LESUNG


Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun di masyarakat hingga saat ini. Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat dalammenyambut Panen Raya. Tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang telah membuahkan hasil.

Dalam perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya ditampulkan pada penyambutan Panen Raya, tetapi ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkimpoian atau upacara peresmian. Bendrong Lesung memadukan musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang

Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras. Fungsi alat ini memisahkan kulit gabah (sekam, Jawa merang) dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman sekitar 40 cm.

Lesung sendiri sebenarnya hanya wadah cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya. Gabah yang akan diolah ditaruh di dalam lubang tersebut. Padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu, tongkat tebal dari kayu, berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam.

Bendrong Lesung adalah seni musik yang menggunakan lesung dan alu. Lesung dan alu adalah peralatan yang digunakan masyarakat sebelum ada mesin penggiling padi untuk menumbuk padi menjadi beras atau menumbuk beras menjadi tepung. Jika masyarakat mengadakan pesta seperti pernikahan atau khitanan, maka untuk menumbuk padi menjadi beras atau menumbuk beras menjadi tepung menggunakan lesung sebagai tempatnya dan alu sebagai alat penumbuknya. Biasanya penumbukan padi ini dilakukan oleh sekelompok ibu-ibu sebagai pelepas lelah setelah seharian menumbuk padi.

Pertunjukkan seni Bendrong Lesung dapat dikatakan seni rakyat yang sangat sederhana apabila dilihat dari alat musik yang digunakannya, yaitu hanya menggunakan lesung dan alu. Penumbukan padi ini dilakukan oleh ibu-ibu secara beramai-ramai antara 6 orang sampai 10 orang dan setiap orang masing-masing memegang alu. Ketika penumbukkan padi atau beras selesai, maka lesung tersebut tetap ditabuh dengan alu dan menggunakan irama tabuhan yang merdu. Penumbukkan inilah yang disebut dengan nama Seni Musik Bendrong Lesung. Seni Bendrong Lesung dewasa ini dapat dipertunjukkan secara khusus tanpa dikaitkan dengan proses penumbukkan padi atau beras. Lagu-lagu yang biasa digunakan dalam Seni musik ini adalah Mamangguan, Anjing Ganjet dan Bajing Loncat.

Bondrong Lesung sendiri sering digunakan dalam beberapa kegiatan seperti :
-            Kegiatan yang bertemakan tentang alam/pegunungan
-            Kegiatan yang bertemakan tentang pertanian
-            Penyambutan tamu kehormatan / pejabat
-            Peresmian suatu tempat/perusahaan/Acara
-            Pernikahan/khitanan
-            Gathering
-            Silaturahim
-            Undangan dalam rangka kompetisi seni tradisional
-            Pentas Seni
-            Kesenian yang bertemakan kolosal
-            Kenaikan kelas/pelepasan siswa/tahun pelajaran baru
-            Penyambutan hari besar keagamaan dan Nasional
-            Dan lain-lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar