Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun di masyarakat hingga saat ini. Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat dalammenyambut Panen Raya. Tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang telah membuahkan hasil.
Dalam
perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya ditampulkan pada penyambutan Panen
Raya, tetapi ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkimpoian atau upacara
peresmian. Bendrong Lesung memadukan musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk
padi) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang
Lesung adalah alat tradisional dalam
pengolahan padi atau
gabah menjadi
beras. Fungsi alat ini memisahkan kulit gabah (sekam, Jawa merang)
dari beras secara mekanik. Lesung terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu
berukuran kecil dengan panjang sekitar 2 meter, lebar 0,5 meter dan kedalaman
sekitar 40 cm.
Lesung sendiri sebenarnya hanya wadah
cekung, biasanya dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya. Gabah yang akan
diolah ditaruh di dalam lubang tersebut. Padi atau gabah lalu ditumbuk dengan alu, tongkat tebal dari
kayu, berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam.
Bendrong Lesung adalah seni musik yang menggunakan lesung
dan alu. Lesung dan alu adalah peralatan yang digunakan masyarakat
sebelum ada mesin penggiling padi untuk menumbuk padi menjadi beras atau
menumbuk beras menjadi tepung. Jika masyarakat mengadakan pesta seperti pernikahan atau
khitanan, maka untuk menumbuk padi menjadi
beras atau menumbuk beras menjadi tepung menggunakan lesung sebagai tempatnya dan alu sebagai alat penumbuknya.
Biasanya penumbukan padi ini dilakukan oleh sekelompok ibu-ibu sebagai
pelepas lelah setelah seharian menumbuk padi.
Pertunjukkan seni Bendrong Lesung dapat dikatakan seni
rakyat yang sangat sederhana
apabila dilihat dari alat musik yang digunakannya, yaitu hanya menggunakan lesung dan alu. Penumbukan padi ini dilakukan oleh
ibu-ibu secara beramai-ramai antara 6
orang sampai 10 orang dan setiap orang masing-masing memegang alu. Ketika penumbukkan padi atau beras selesai, maka lesung
tersebut tetap ditabuh dengan alu dan menggunakan
irama tabuhan yang merdu. Penumbukkan inilah yang disebut dengan nama Seni Musik Bendrong Lesung. Seni Bendrong
Lesung dewasa ini dapat dipertunjukkan
secara khusus tanpa dikaitkan dengan proses penumbukkan padi atau beras.
Lagu-lagu yang biasa digunakan dalam Seni musik ini adalah Mamangguan, Anjing Ganjet dan Bajing Loncat.
Bondrong Lesung sendiri sering digunakan dalam beberapa
kegiatan seperti :
-
Kegiatan yang bertemakan tentang
alam/pegunungan
-
Kegiatan yang bertemakan tentang
pertanian
-
Penyambutan tamu kehormatan / pejabat
-
Peresmian suatu tempat/perusahaan/Acara
-
Pernikahan/khitanan
-
Gathering
-
Silaturahim
-
Undangan dalam rangka kompetisi seni
tradisional
-
Pentas Seni
-
Kesenian yang bertemakan kolosal
-
Kenaikan kelas/pelepasan siswa/tahun
pelajaran baru
-
Penyambutan hari besar keagamaan dan
Nasional
-
Dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar